Berbicara tentang fungsi manusia menurut al Quran, dapat diurai menjadi beberapa fungsi utama manusia yaitu manusia berfungsi terhadap diri pribadinya, berfungsi terhadap masyarakat dan lingkungan, serta berfungsi terhadap Allah Sang Pencipta Manusia. Fungsi manusia dapat dijabarkan sebagai berikut:
Fungsi Manusia Terhadap Allah
Fungsi manusia terhadap Allah SWT telah ditegaskan dalam al Quran surat adz-Dzariyat ayat 56, sebagai berikut:
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku".
Dalam al Quran surat al-Baqarah ayat 21, Allah memerintahkan manusia untuk beribadah, sebagai berikut:
"Hai manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa".
Dengan demikian, beribadah kepada Allah yang menjadi fungsi manusia terhadap Allah baik dalam bentuknya umum maupun dalam bentuk khusus. Ibadah dalam bentuk umum ialah melaksanakan hidup sesuai ketentuan-ketentuan Allah, sebagaimana diajarkan al Quran dan Sunnah Rasul. Ibadah dalam pengertiam umum mencakup segala macam perbuatan, tindakan dan sikap manusia dalam hidup sehari-hari. Sedangkan ibadah dalam bentuk khusus (mahdhah) yaitu berbagai macam pengabdian kepada Allah yang cara melakukannya sesuai dengan ketentuan syara'. Dalam bidang 'aqidah, fungsi manusia terhadap Allah adalah meyakini bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah. Bertuhan kepada selain Allah berarti suatu penyimpangan dari fungsi manusia terhadap Allah. Bertuhan kepada Allah adalah sesuai sifat dasar manusia yaitu sifat relegius, tetapi sifat "hanief" yang ada pada manusia membuat manusia harus condong kepada kebenaran yaitu mentauhidkan Allah.
Fungsi manusia terhadap Allah SWT telah ditegaskan dalam al Quran surat adz-Dzariyat ayat 56, sebagai berikut:
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku".
Dalam al Quran surat al-Baqarah ayat 21, Allah memerintahkan manusia untuk beribadah, sebagai berikut:
"Hai manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa".
Dengan demikian, beribadah kepada Allah yang menjadi fungsi manusia terhadap Allah baik dalam bentuknya umum maupun dalam bentuk khusus. Ibadah dalam bentuk umum ialah melaksanakan hidup sesuai ketentuan-ketentuan Allah, sebagaimana diajarkan al Quran dan Sunnah Rasul. Ibadah dalam pengertiam umum mencakup segala macam perbuatan, tindakan dan sikap manusia dalam hidup sehari-hari. Sedangkan ibadah dalam bentuk khusus (mahdhah) yaitu berbagai macam pengabdian kepada Allah yang cara melakukannya sesuai dengan ketentuan syara'. Dalam bidang 'aqidah, fungsi manusia terhadap Allah adalah meyakini bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah. Bertuhan kepada selain Allah berarti suatu penyimpangan dari fungsi manusia terhadap Allah. Bertuhan kepada Allah adalah sesuai sifat dasar manusia yaitu sifat relegius, tetapi sifat "hanief" yang ada pada manusia membuat manusia harus condong kepada kebenaran yaitu mentauhidkan Allah.
Fungsi Manusia Terhadap Alam dan Lingkungan
Fungsi manusia terhadap alam adalah bagaimana manusia memanfaatkan potensi alam untuk mencukupkan kebutuhan hidup manusia.
Apabila berlaku belebih-lebihan, tamak, rakus, dalam menanfaatkan potensi alam akan berakibat kerusakan pada manusia itu sendiri. Dalam hubungan ini, Allah memperingatkan manusia bahwa,
"Kerusakan di darat dan laut terjadi akibat perbuatan tangan manusia sendiri; Allah merasakan kepada mereka sebagai [akibat] perbuatan mereka, supaya mereka kembali ke jalan yang benar".
Berdasarkan ayat ini, maka pemanfaatan potensi alam untuk kepentingan manusia sekarang, harus memperhatikan kepentingan generasi mendatang, dengan berusaha menjaga, melestarikan potensi alam tersebut.
Fungsi manusia terhadap alam adalah bagaimana manusia memanfaatkan potensi alam untuk mencukupkan kebutuhan hidup manusia.
Apabila berlaku belebih-lebihan, tamak, rakus, dalam menanfaatkan potensi alam akan berakibat kerusakan pada manusia itu sendiri. Dalam hubungan ini, Allah memperingatkan manusia bahwa,
"Kerusakan di darat dan laut terjadi akibat perbuatan tangan manusia sendiri; Allah merasakan kepada mereka sebagai [akibat] perbuatan mereka, supaya mereka kembali ke jalan yang benar".
Berdasarkan ayat ini, maka pemanfaatan potensi alam untuk kepentingan manusia sekarang, harus memperhatikan kepentingan generasi mendatang, dengan berusaha menjaga, melestarikan potensi alam tersebut.
Fungsi Manusia Terhadap Masyarakat
Manusia sebagai makhluk sosial berfungsi terhadap masyarakatnya. Fungsi manusia terhadap masyarakat ditegaskan atas dasar rasa yang tertanam dalam bahwa umat manusia merupakan keluarga besar, berasal dari satu keturunan Adam dan Hawa, dan dijadikan Allah berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling interaksi untuk saling mengenal, tolong menolong dalan berbuat kebaikan dan bertaqwa. Antara sesama manusia tidak terdapat perbedaan tinggi rendah martabat kemanusiaannya. Perbedaannya martabat manusia hanyalah terletak pada aktivitas amal perbuatannya dan rasa ketaqwaan kepada Allah.
Fungsi manusia terhadap masyarakat terbangun atas dasar sifat sosial yang dimiliki manusia, yaitu adanya kesedian untuk selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Ditegaskan dalam al Quran bahwa manusia selalu mengadakan hubungan dengan Tuhannya dan juga mengadakan hubungan dengan sesama manusia. Kesedian untuk memperhatikan kepentingan orang lain, dalam hal ini adalah tolong menolong.
Manusia sebagai makhluk sosial berfungsi terhadap masyarakatnya. Fungsi manusia terhadap masyarakat ditegaskan atas dasar rasa yang tertanam dalam bahwa umat manusia merupakan keluarga besar, berasal dari satu keturunan Adam dan Hawa, dan dijadikan Allah berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling interaksi untuk saling mengenal, tolong menolong dalan berbuat kebaikan dan bertaqwa. Antara sesama manusia tidak terdapat perbedaan tinggi rendah martabat kemanusiaannya. Perbedaannya martabat manusia hanyalah terletak pada aktivitas amal perbuatannya dan rasa ketaqwaan kepada Allah.
Fungsi manusia terhadap masyarakat terbangun atas dasar sifat sosial yang dimiliki manusia, yaitu adanya kesedian untuk selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Ditegaskan dalam al Quran bahwa manusia selalu mengadakan hubungan dengan Tuhannya dan juga mengadakan hubungan dengan sesama manusia. Kesedian untuk memperhatikan kepentingan orang lain, dalam hal ini adalah tolong menolong.
Fungsi Manusia Terhadap Diri Pribadi
Manusia pribadi terdiri dari kesatuan unsur jasmani dan rohani, unsur rohani terdiri dari cipta (akal), rasa dan karsa. Unsur yang ada pada diri pribadi manusia merupakan kesatuan, meskipun masing-masing berbeda, tetapi tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.
Unsur "cipta (akal) meliputi pengamatan, ingatan, pikiran dan sebagainya. Unsur rasa terdiri dari perasaan jasmani meliputi sakit, enak, lapar, kenyang, dan sebagainya. Perasaan rohani meliputi perasaan keindahan, kesusilaan, keagamaan, sosial, harga diri, dan keilmuan. Unsur karsa terdiri dari kemauan, cita-cita, keinginan, refleks, instink dan sebagainya (Sukirin, 1981 : 20)
.
Manusia pribadi terdiri dari kesatuan unsur jasmani dan rohani, unsur rohani terdiri dari cipta (akal), rasa dan karsa. Unsur yang ada pada diri pribadi manusia merupakan kesatuan, meskipun masing-masing berbeda, tetapi tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.
Unsur "cipta (akal) meliputi pengamatan, ingatan, pikiran dan sebagainya. Unsur rasa terdiri dari perasaan jasmani meliputi sakit, enak, lapar, kenyang, dan sebagainya. Perasaan rohani meliputi perasaan keindahan, kesusilaan, keagamaan, sosial, harga diri, dan keilmuan. Unsur karsa terdiri dari kemauan, cita-cita, keinginan, refleks, instink dan sebagainya (Sukirin, 1981 : 20)
Dengan mengetahui unsur tersebut, jika ingin memahami tingkah laku manusia, harus melihat atau meninjaunya secara total, karena manusia merupakan suatu kesatuan jiwa dan raganya; tingkah laku atau perbuatannya adalah pencerminan dari kegiatan jiwa dan raganya. Fungsi manusia terhadap diri pribadi yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan unsur-unsur-unsur tersebut secara menyeluruh agar kebutuhan pribadi tetap terjaga. Unsur jasmani yang memerlukan makan-minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan sebagainya dipenuhi dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan uraian di atas, jika disimpulkan sangat salah apabila ada seorang manusia yang bersifat / bersikap egois. Mengingat penciptaan manusia bertujuan bukan hanya untuk manusia itu sendiri tetapi juga diperuntukkan untuk hal lain terutama dalam hubungannya dengan sang pencipta dan lingkungan sekitar.
Silahkan baca juga artikel sejenisnya di bawah ini :
No comments:
Post a Comment